Dimuat di Rubrik Surat Pembaca KONTAN, 26 Mei 2008
Menurut Bung Karno, Pancasila ialah meja statis sekaligus Leidsetar dinamis. Beliau meng-gogo saf-saf peradaban leluhur sejak zaman pra-Hindu hingga datangnya Imperialisme Barat. Buah kontemplasi tersebut ditetepkan sebagai Pancasila dan menjadi dasar negara.
Ironisnya, kini ada segelintir orang yang mau mengganti Pancasila dengan ideologi "impor". Padahal menurut Ki Hadjar Dewantara, Pancasila merupakan saripati budaya bangsa yang terbukti mampu mempersatukan segenap elemen masyarakat. Memang, dalam perjalanannya sempat ada penyelewengan. Misal pada zaman orde lama, Pancasila dijadikan 7 bahan indoktrinasi dan di masa orde baru terjadi penyeragaman pola pikir lewat penataran P4.
Kini perlu upaya konkret untuk membumikan nilai-nilai Pancasila, utamanya bagi kaum muda. Energi "darah muda" niscaya bisa ditranformasikan menjadi daya kreatif. Dan anak bangsa bisa memaknai lagi nilai-nilai Pancasila secara gaul dan fungky. Pancasila ialah jati diri bangsa ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar