Februari 20, 2013

Belajar Kerendahan Hati dari Messi

Dimuat di Majalah Pendidikan Online Indonesia, Kamis/21 Februari 2013

Para pecinta sepak bola tentu mengenal Lionel Andres Messi. Pemain bernomor punggung 10 dari Barcelona FC tersebut baru saja menyabet penghargaan Ballon d’Or (2012) di Zurich, Swiss. Bahkan, prestasi ini merupakan raihan keempatnya secara beruntun sejak 2009. Dalam polling yang dilakukan kapten dan pelatih anggota FIFA plus jurnalis media massa, Messi meraup 41,60% suara. Sedangkan Ronaldo dan Iniesta berada di posisi kedua dan ketiga. Masing-masing meraih 23,68% dan 10,91% voters.

Pemain mungil berjuluk La Pulga alias “Si Kutu” tersebut juga sukses memecahkan rekor Gerd Muller yang telah bertahan selama 40 tahun. Muller mencetak 85 gol dalam setahun (60 pertandingan). Sedangkan Messi bersama Barcelona dan Timnas Argentina sepanjang 2012 membukukan 91 gol di papan skor, sampai-sampai Arsene Wenger, pelatih Arsenal FC menyebutnya sebagai pemain dari planet lain.

Namun ternyata perjalanan karir Messi di lapangan hijau tak semulus dan selurus jalan tol. Ketika berumur 8 tahun, tubuhnya sangat kurus. Bahkan saat berumur 11 tahun, ia sempat divonis dokter mengidap penyakit yang berkaitan dengan hormon pertumbuhan. Tinggi badannya diprediksi tak akan melebihi 150 cm.

Padahal postur tubuh sangat penting bagi seorang pesepakbola profesional. Lantas, pria kelahiran Rosario, 24 Juni 1987 tersebut mulai bergabung dengan Barcelona pada 2000. Direktur Olahraga Barca, Charles Rexach mencium bakat terpendam Messi. Rexach memboyongnya ke La Masia, akademi sepakbola Barcelona FC di Spanyol. Selain giat berlatih, Messi juga menjalani terapi kesehatan yang menelan dana US$ 900 per bulan.

Alhasil, tinggi badan Messi mencapai 168 cm, kepiawaiannya menggiring si kulit bundar juga mengundang decak kagum, dan otot-otot tubuhnya pun mulai terbentuk secara proporsional. Pada tahun 2004, Messi mendapat kepercayaan dari Frank Rijkaard untuk bermain bersama tim senior Barcelona di La Liga. Debut perdananya melawan Espanyol dalam laga derby yang relatif panas. Ia tercatat sebagai pemain ketiga termuda tim senior Barca. Kenapa? Karena usianya saat itu masih 17 tahun 144 hari.

Kemudian, pada musim kompetisi 2008-2009 Messi mulai menunjukkan tajinya. Ia membobol lawan sebanyak 38 kali dalam 51 kali penampilan. Barcelona sukses merebut Treble Winners. Piala Liga, Liga Spanyol, dan Liga Champion diboyong oleh tim asal Catalan tersebut. Messi kembali menorehkan rekor baru. Ia menjadi top skorer termuda dalam sejarah kejuaraan bergengsi antarklub Eropa dengan total 9 gol.

Hebatnya, walau bergelimang prestasi dan disebut-sebut setara dengan legenda hidup Pele dan Maradona, Messi tetap rendah hati. Selain itu, ia tergolong sebagai a nice guy. Roger Federer, petenis nomor 2 terbaik dunia mengatakan, “Lionel Messi membuktikan bahwa pria santun bisa sukses dalam menjalani karir profesional.”

Bahtera rumah tangga Messi juga relatif stabil. Ia baru saja kedatangan anggota keluarga baru pasca Thiago lahir pada 2 November 2012 lalu. Setiap anak membawa rejekinya sendiri-sendiri, sejak kelahiran putra pertamanya itu, Messi kian piawai mencetak gol. Ia sukses melesakkan 19 gol dalam 1.202 menit. Artinya, rata-rata pesepakbola berusia 25 tahun tersebut mencetak 1 gol setiap 63 menit.

Selain itu, mantan pelatih Barcelona FC, Carles Rexach yang dulu mengontrak dan membiayai pengobatan Messi mengungkapkan resep mujarab La Pulga agar dicintai penggemarnya, “Salah satu kekuatan Messi adalah dia mau mendengarkan dan tak banyak bicara. Itu sangat penting dalam sepakbola dan kehidupan. Tak ada rekan Messi yang cemburu dengan kehebatannya karena memang ia tak pernah menyombongkan diri.”

Salah satu rekan setimnya di Barcelona FC, Jodhi Alba juga mengagumi kerendahan hati Messi tersebut, “Ia bukan cuma sosok yang hebat di atas lapangan, Messi juga kawan yang menyenangkan karena tidak pernah besar kepala. Ia pribadi yang sangat membumi meski sudah memenangi segalanya.”

Kendati demikian, Messi masih menyimpan satu obsesi. Ia bercita-cita tim "Tango" dapat merebut Piala Dunia. Kesempatan paling dekat telah menanti di 2014 mendatang. "Memenangi Piala Dunia adalah suatu hal yang belum pernah saya rasakan. Saya bersedia menukar Ballon d'Or dengan trofi Piala Dunia, ya saya selalu merasa seperti itu," ucap Messi seperti dilansir The Sun.

Akhir kata, tak ada salahnya para pengurus KPSI dan PSSI belajar rendah hati dari Lionel Messi. Kendati Messi memiliki segudang prestasi, tetap seperti padi, kian berisi kian menunduk. Sebaliknya, pengurus sepak bola di tanah air, walau nir-prestasi, begitu jumawa seperti tong kosong nyaring bunyinya. Inilah ironi sepak bola nasional. Semoga segera ada perbaikan demi mengharumkan nama bangsa di kancah internasional!


Sumber Foto: thesun.co.uk

Tidak ada komentar: