Dimuat di Majalah Pendidikan Online Indonesia, Kamis/21 Februari 2013
Para
pecinta sepak bola tentu mengenal Lionel Andres Messi. Pemain bernomor
punggung 10 dari Barcelona FC tersebut baru saja menyabet penghargaan
Ballon d’Or (2012) di Zurich, Swiss. Bahkan, prestasi ini merupakan
raihan keempatnya secara beruntun sejak 2009. Dalam polling yang
dilakukan kapten dan pelatih anggota FIFA plus jurnalis media massa,
Messi meraup 41,60% suara. Sedangkan Ronaldo dan Iniesta berada di
posisi kedua dan ketiga. Masing-masing meraih 23,68% dan 10,91% voters.
Pemain
mungil berjuluk La Pulga alias “Si Kutu” tersebut juga sukses
memecahkan rekor Gerd Muller yang telah bertahan selama 40 tahun.
Muller mencetak 85 gol dalam setahun (60 pertandingan). Sedangkan Messi
bersama Barcelona dan Timnas Argentina sepanjang 2012 membukukan 91
gol di papan skor, sampai-sampai Arsene Wenger, pelatih Arsenal FC
menyebutnya sebagai pemain dari planet lain.
Namun
ternyata perjalanan karir Messi di lapangan hijau tak semulus dan
selurus jalan tol. Ketika berumur 8 tahun, tubuhnya sangat kurus. Bahkan
saat berumur 11 tahun, ia sempat divonis dokter mengidap penyakit yang
berkaitan dengan hormon pertumbuhan. Tinggi badannya diprediksi tak
akan melebihi 150 cm.
Padahal postur tubuh sangat
penting bagi seorang pesepakbola profesional. Lantas, pria kelahiran
Rosario, 24 Juni 1987 tersebut mulai bergabung dengan Barcelona pada
2000. Direktur Olahraga Barca, Charles Rexach mencium bakat terpendam
Messi. Rexach memboyongnya ke La Masia, akademi sepakbola Barcelona FC
di Spanyol. Selain giat berlatih, Messi juga menjalani terapi kesehatan
yang menelan dana US$ 900 per bulan.
Alhasil, tinggi
badan Messi mencapai 168 cm, kepiawaiannya menggiring si kulit bundar
juga mengundang decak kagum, dan otot-otot tubuhnya pun mulai terbentuk
secara proporsional. Pada tahun 2004, Messi mendapat kepercayaan dari
Frank Rijkaard untuk bermain bersama tim senior Barcelona di La Liga.
Debut perdananya melawan Espanyol dalam laga derby yang relatif panas.
Ia tercatat sebagai pemain ketiga termuda tim senior Barca. Kenapa?
Karena usianya saat itu masih 17 tahun 144 hari.
Kemudian,
pada musim kompetisi 2008-2009 Messi mulai menunjukkan tajinya. Ia
membobol lawan sebanyak 38 kali dalam 51 kali penampilan. Barcelona
sukses merebut Treble Winners. Piala Liga, Liga Spanyol, dan Liga
Champion diboyong oleh tim asal Catalan tersebut. Messi kembali
menorehkan rekor baru. Ia menjadi top skorer termuda dalam sejarah
kejuaraan bergengsi antarklub Eropa dengan total 9 gol.
Hebatnya,
walau bergelimang prestasi dan disebut-sebut setara dengan legenda
hidup Pele dan Maradona, Messi tetap rendah hati. Selain itu, ia
tergolong sebagai a nice guy. Roger Federer, petenis nomor 2 terbaik
dunia mengatakan, “Lionel Messi membuktikan bahwa pria santun bisa
sukses dalam menjalani karir profesional.”
Bahtera rumah
tangga Messi juga relatif stabil. Ia baru saja kedatangan anggota
keluarga baru pasca Thiago lahir pada 2 November 2012 lalu. Setiap anak
membawa rejekinya sendiri-sendiri, sejak kelahiran putra pertamanya
itu, Messi kian piawai mencetak gol. Ia sukses melesakkan 19 gol dalam
1.202 menit. Artinya, rata-rata pesepakbola berusia 25 tahun tersebut
mencetak 1 gol setiap 63 menit.
Selain itu, mantan
pelatih Barcelona FC, Carles Rexach yang dulu mengontrak dan membiayai
pengobatan Messi mengungkapkan resep mujarab La Pulga agar dicintai
penggemarnya, “Salah satu kekuatan Messi adalah dia mau mendengarkan
dan tak banyak bicara. Itu sangat penting dalam sepakbola dan
kehidupan. Tak ada rekan Messi yang cemburu dengan kehebatannya karena
memang ia tak pernah menyombongkan diri.”
Salah satu
rekan setimnya di Barcelona FC, Jodhi Alba juga mengagumi kerendahan
hati Messi tersebut, “Ia bukan cuma sosok yang hebat di atas lapangan,
Messi juga kawan yang menyenangkan karena tidak pernah besar kepala. Ia
pribadi yang sangat membumi meski sudah memenangi segalanya.”
Kendati
demikian, Messi masih menyimpan satu obsesi. Ia bercita-cita tim
"Tango" dapat merebut Piala Dunia. Kesempatan paling dekat telah menanti
di 2014 mendatang. "Memenangi Piala Dunia adalah suatu hal yang belum
pernah saya rasakan. Saya bersedia menukar Ballon d'Or dengan trofi
Piala Dunia, ya saya selalu merasa seperti itu," ucap Messi seperti
dilansir The Sun.
Akhir kata, tak ada salahnya para
pengurus KPSI dan PSSI belajar rendah hati dari Lionel Messi. Kendati
Messi memiliki segudang prestasi, tetap seperti padi, kian berisi kian
menunduk. Sebaliknya, pengurus sepak bola di tanah air, walau
nir-prestasi, begitu jumawa seperti tong kosong nyaring bunyinya.
Inilah ironi sepak bola nasional. Semoga segera ada perbaikan demi
mengharumkan nama bangsa di kancah internasional!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar