Ada
apa dengan oknum kajari Jakarta Selatan (Jaksel) Masyhudi yang selalu
memberi pernyataan di media sehari atau dua hari sebelum Yayasan Anand
Ashram (berafiliasi dengan PBB) yang didirikan oleh Anand Krishna sedang
memersiapkan diri untuk mengadakan acara-acara besar?
Misalnya pada bulan September 2012, beberapa hari sebelum acara International Bali Meditators Festival (IBMF) dan peresmian Global Harmony Monument
di Ubud oleh Gubernur Bali, Bupati Gianyar, Penglingsir Puri Ubud,
Pedanda Sebali, Dr. Musdah Mulia, Perwakilan dari PBB, dll - oknum
kejaksaan sama yang bernama Masyhudi memberikan pernyataan di media
massa.
Pada bulan Desember 2012 saat mengadakan retret interfaith nasional pun demikian. Kemudian ketika dr. Wayan Sayoga memberi pernyataan sikap tentang
kejadian di Lampung, keesokan harinya oknum jaksa yang sama “menyerang”
kembali.
Selanjutnya, pada minggu pertama bulan Februari 2013 saat Anand Ashram merayakan World Interfaith Harmony Week
serentak di sekian banyak kota di Indonesia, keluar pernyataan lagi.
Dugaan bahwa tujuan oknum jaksa adalah untuk mensabotase kegiatan Anand
Ashram menjadi makin jelas.
Dugaan tersebut diperkuat pula dengan pengakuan Agung Mattauch tentang pintu masuk, “Pelecehan hanya entry gate untuk persoalan yang lebih serius. Ini ada penodaan agama!” (Tempo Interaktif, 25 Febuari 2010). Pertanyaannya, apa hubungan antara isu pelecehan seksual dengan klaim penyesatan tersebut?
Dan
temuan tersebut diperkuat pula dengan ancaman seorang saksi bernama
Muhammad Djumaat Abrory Djabbar. Sungguh aneh di dalam ruang sidang ia
dibiarkan mengancam Anand Krishna mesti dibunuh. Rekamannya beredar luas
di You Tube:
- * Membongkar Rekayasa Kasus Anand Krishna - Saksi Abrory Djabbar Bag 1 http://www.youtube.com/watch?v=A-kr2imrT0Y&feature=channel_video_title
- * Membongkar Rekayasa Kasus Anand Krishna - Saksi Abrory Djabbar Bag 2 http://www.youtube.com/watch?v=qCmh-mbqW3I&feature=share
Jadi
memang ada sekelompok orang-orang anti kerukunan yang sejak awal sudah
diduga berada di balik kasus ini. Selain itu, orang-orang ini juga
diduga digunakan oleh kekuatan-kekuatan tertentu yang ingin mengalihkan
perhatian masyarakat dari berbagi isu besar yang sedang dihadapi negeri
ini, untuk menyelamatkan kepentingan mereka. Bila tokoh seperti Anand Krishna saja bisa diperlakukan semena-mena seperti itu, bagaimana dengan wong cilik? Salam keadilan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar