Februari 15, 2013

Komentar Warga Negara dan Inspirasi para Tokoh terhadap Upaya Eksekusi Paksa Anand Krishna di Ubud, Bali (14/2/2013)

1. Muhammad AS Hikam melalui account Twitter-nya mengatakan : "Upaya eksekusi paksa terhadap Pak Anand Krishna adalah kesewenang-wenangan dan arogansi kekuasaan, karena dilakukan tanpa prosedur hukum yg berlaku"


**

2. Martin Luther King Jr, "Ekspresi penghormatan dan penghargaan tertinggi bagi hukum itu sendiri justru terjadi ketika seseorang mampu menolak dan melawan hukum yang tidak adil!“


**

3. David Ezsar Purba, “Eksekusi pakai preman. Kemarin Kajari Jaksel menfitnah, sekarang orang2 tak dikenal mau menjemput paksa! Ini namanya PENCULIKAN! Karena tanpa surat resmi! Kajari harus dimintai tanggungjawab nya nih! Tanpa surat, dan putusan yg cacat hukum, maka ini namanya Penculikan! Lembaga Internasional mesti tahu ini! Ayo sebarkan!”


**

4. Norma Liesje Tanoko, “Bangsat dan koruptor merajalela di biarkan hidup Bebas!!!!!! Ngapain sih robot2 gk jelas ini!!!!!!!! Otak mu dimana bung!!!!!!!”


** 

5. Danny Yogasmara, "koq eksekusi bawa preman sih, ini negara beneran atau negara preman!!"

fbid=572566522755818&set=a.283467158332424.80542.100000074253389&type=1&theater

**

6. Nina Rawinah: @tempodotco @Beritasatu @komar_hidayat, “Pantas serangan pd Anand Krishna dahsyat. Ternyata rapatnya di kantor @JimlyAs #Dewi-Yogo-keceplos-di-FB


** 

7. Solikin Kendal, "Pasukan susur bajing menyusup? Itu pasti pake uang rakyat utk menuju ke ubud. Padahal rakyatnya sedang membangun istana perdamaian. Itu antek2 penjajah mas nug. Tdk pro kebajikan tp pro kebatilan. Kasihan betul tu org.. Lawan...!


**
8. Gus Indra memperingatkan, jika eksekusi benar-benar dilakukan, dirinya bersama barisan tokoh-tokoh Bali, akan terus melakukan perlawanan sebagaimana disuarakan lewat press conference, aksi damai, doa, eksaminasi.

“Kami tahu dan sadar apa yang kami lakukan. Jika eksekusi terhadap Pak Anand Krishna ini dipaksakan, akan dapat menimbulkan gejolak sosial dan merupakan ancaman terhadap kebersamaan, kebhinekaan dan kehidupan ketatanegaraan kita,” kata putra almarhum Ibu Gedong, tokoh wanita Bali.

Gus Indra melanjutkan, baru saja Bali sebagai tempat digelarnya pertemuan dunia Bali Democracy Forum (BDF) ke-V, mestinya mengedepankan prinsip, nilai dan praktek berdemokrasi yang benar.

Dia mempertanyakan apakah, bangsa di dunia juga ikut mengatasi konflik yang mengancam kemanusiaan dari perspektif Demokrasi. Kasus yang menimpa tokoh multikultur Anand, adalah ironi saat ini dimana dia mendapat ketidak adilan dari pemangku kebijakan.

Seharusnya, dari keindahan serta semaraknya BDF yang baru saja digelar dan dipimpin Presiden SBY, MA bisa berkaca dari itu sehingga bisa memberangus perilaku oknum jajarannya yang telah memainkan hukum seenaknya dengan putusan tidak adil terhadap Anand.


**

9. Krishna Chang, “jaksa koq guoblok, uteke nang endi?”


**

10. Tiwuk Suwantini, “prihatin...”        


**

11. Yulianto Swn, “koplax???”


**

12.  Triwidodo, “Jaksa eksekusi pakai celana pendek tanpa baju dinas tanpa kartu identitas. Mau dibawa kemana negeri ini?”


**

13.  Sunu Purnama, “ Sebuah keanehan bila sebuah institusi terhormat mengirimkan petugasnya tanpa sebuah kepantasan dan keterangan jelas. Makin menambah kejanggalan kasus ini,mas nugraha.
salam keadilan…


**

14.  Marhento, “Ulah perilaku para celeng yang terusik sarangnya……Hajar dan lawan para celeng - celeng liar !!


**

15. Su Rahman, “Tulisan ini sebagai dukungan atas perjuangan Anand Krishna melawan kesewanang-wenangan kejaksaaan, aparat hukum yang dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk membungkam suara Anand Krishna memperjuangkan pesan-pesan universal, nilai-nilai Humanitas "One Earth One Sky One Humandkind".

Sekarang Anand terus berusaha untuk melawan esekusi paksa oleh atas tuduhan yang sama sekali tidak pernah dilakukan olehnya. Bahkan semua tuduhan tersebut sudah mendapatkan ketetapan hukum bebas oleh hakim Albertina ho pada bulan november 2011.

Anand tetap melawan kesewenang-wenangan hukum yang digunakan oleh segelintir oknum untuk membuktikan kekuasaannya, Anand sendiri telah menyurati presiden SBY sebanyak 2 kali untuk mengadukan nasibnya sebagai warga negara Indonesia yang dicedarai harkat dan martabatnya oleh oknum-oknum penegak hukum yang tidak amanah. Seperti yang dilakukan oleh Jaksa penuntiut umum dengan menggunakan kasus sengketa merek di dalam memory kasasi yang cacat hukum.
Namun sang presiden membukam, entah karena apa. Bukan kah seorang presiden seharusnya mengetahui apa yang terjadi kepada rakyatnya, sebagai seorang rakyat - sebagai seorang warga negara Anand sudah mendedikasikan hidupnya untuk membangun masyarakat berkesadaran dan kecintaan terhadap ibu petiwi.

Anand tetap berjuang dan akan terus berjuang, hingga malam ini esekusi terhadap Anand yang tidak pada tempatnya karena tidak menyertakan surat tugas masih terus diupayakan.
Doa untuk Anand Krishnapun dipanjatkan, sebagai wujud terima kasih atas perjuangan bapak dari 2 anak yang pemberani ini.


**
16.Timur Suprabana, “MENGAPA ORANG ITU TIDAK LANGSUNG DIMASSA DAN DISEMBELIH DI TEMPAT SAJA? BARANGSIAPA MENCOBA BERLAKU SEWENANGWENANG TERHADAP SIAPA PUN: HABISI! geger yo ayo.”


**

17. Retno Pembayun,  “anand krishna...lives righteously but in the wrong time ...under the wrong president of indon.”


**

18. Prabu Dennaga, “negara auto pilot.”


**

19. Ahmad Syukri, “Sudah saatnya anak bangsa Ini bangkit melawan kesewenangan aparat yang tidak lagi berpijak pada kebenaran. Jangan sampai Anand Krishna jadi korban seperti Antasari dan Susno Duaji dimana saksi kunci dibunuh satu persatu. We Need All Men & Women to RISE and Speak..


**

20. Dewa Putra, “prisidennya lg sibuk ngurusin partainya”


**

21. Bramantyo Prijosusilo, “Seperti ada konspirasi bahwa Anand Krishna harus dihukum atas kasus pelecehan seksual meski sudah dibebaskan, meski bukti-bukti justru menegaskan ia tak bersalah, dan meski para hakim yang pada menyalahkan dia kena kasus gede. Kelompok Salah Paham sangat dirugikan kegiatan Anand Krishna ...”


**
21. Barry Grossman, “Oknum melanggar hukum tapi, seperti biasa, aparat tinggal diam karena meraka lebih peduli sama kolega dan lebih takut sama yang nakal dari pada menghormati sama hak manusia dan hukum negara ini. Aneh - perintah dari siapa saja bisa jadi lebih kuat dari pada hukum dan hak manusia. Kalau hari ini mereka bisa bawa Anand Krishna, besok mereka bisa bawa kamu!”

**
Fotografer: Yudha Rene

Tidak ada komentar: