Sabtu, 2 Apr 2011 07:49 WIB
JAKARTA, RIMANEWS- Anand Krishna telah dipindah dari Rumah Sakit POLRI, Kramat Jati, Jakarta Timur ke Rutan Cipinang pada Rabu (30/3). Tim dokter RS Polri menyatakan kondisi penulis 140 buku tersebut sudah membaik.
Alasan ini menimbulkan tanda tanya besar. Sebab pria berusia 54 tahun yang sejak Rabu (9/3) hingga berita ini ditulis Jumat (1/4) menjalani aksi mogok makan (24 hari). Tak sebulir nasipun masuk ke perut pendiri Yayasan Anand Ashram (berafiliasi dengan PBB, 2006) tersebut. Sehingga kondisi kesehatannya merosot drastis.
Bahkan Anand sempat pingsan akibat serangan jantung saat akan menjalani persidangan pada Rabu (16/3). Ia juga pernah mengidap leukemia (kanker darah, 1991) dan kini menderita diabetes dan tekanan darah tinggi.
“Kondisinya masih rentan terhadap bakteri, jadi bisa mudah terkena infeksi jika menjalani rawat inap di Rumah Sakit,” ujar Prashant Gangtani, putra Anand Krishna di depan Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan pada Jumat (1/4) siang saat mengikuti aksi damai Komunitas Pecinta Anand Ashram (KPAA) menuntut penggantian hakim Hari Sasangka.
Bukankah kondisi di LP justru lebih tidak menjamin pulihnya kesehatan Bapak? ”Kalau di rumah sakit dikatakan tidak menjamin kondisi Bapak yang rentan tertular bakteri dan kuman, apa di Tahanan kondisinya bisa lebih baik,” ujar Prashant yang mempertanyakan keputusan sepihak tersebut.
Anehnya, pihak RS POLRI tetap beranggapan bahwa kondisi Anand sudah sehat sekarang. Bagaimana mungkin dengan riwayat catatan medis seperti itu Anand bisa begitu cepat pulih? Keputusan ini terkesan dipaksakan. Tidak pula memperhatikan rasa kemanusiaan.
Mohon dukungan segenap Rakyat Indonesia bagi Tegaknya Keadilan dan Anand Krishna di http://freeanandkrishna.com/
______________________________________________
Pengirim: T. Nugroho Angkasa S.Pd, Guru Bahasa Inggris SMP Fransiskus Bandar Lampung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar