April 11, 2011

Menantikan Konsistensi PKS dan FPI


http://sejarah.kompasiana.com/2011/04/11/menantikan-konsistensi-pks-dan-fpi/

Dulu tatkala Sidang Paripurna DPR pada 30/10/2008, PKS begitu bersikukuh menggolkan RUU Pornografi menjadi UU. Ironisnya, salah satu kader terbaik Partai Keadilan Sejahtera, Arifinto yang duduk sebagai Wakil Rakyat di DPR ketahuan melihat video porno saat Sidang Paripurna pada 8/4/2011.

Walau kabarnya ia berniat mengundurkan diri dari Dewan Perwakilan Rakyat sebagai konsekuensi etis dari kelakuaan memalukan tersebut. Arifianto tetap musti menjalani proses hukum pidana. Kenapa?Karena saat ini sudah ada UU yang pasal-pasalnya bisa menjerat orang yang melakukan tindakan tidak asusila di ruang publik.

Saat konferensi pers, Arifinto mengaku tak sengaja mendapatkan link email. Setelah di-klik ternyata isinya video porno. Katanya ia langsung menghapus setelah melihat sesaat saja. Tapi fotografer dari Media Indonesia mengatakan bahwa yang dibuka oleh Anggota Komisi V tersebut ialah folder. M. Irfan bisa membuktikan lewat foto-foto yang diambilnya dari atas balkon gedung DPR. Durasinya tak sebentar, bahkan mencapai 2 menit. Siapa yang benar? kembali proses persidangan menjadi alternatif yang paling mungkin ditempuh dalam konteks negara hukum.

Selain itu, kita juga menantikan konsistensi FPI menumpas kemungkaran tanpa pandang bulu. Saatnya Front Pembela Islam melakukan sweeping di Senayan. Jangan hanya berani melakukan sweeping terhadap para waria, PSK, dan klub-klub hiburan malam. Bahkan saat pengungsi Merapi sedang kesusahan akibat erupsi dahsyat, FPI masih juga melakukan sweeping di Wisma Warak dan Ganjuran Bantul Yogyakarta. Mereka mencurigai adanya upaya kristenisasi terselubung. Padahal para relawan/relawati yang datang dari pelbagai daerah murni melayani sebagai wujud solidaritas terhadap para korban yang digerakkan oleh rasa kemanusiaan.

Akhir kata, konsistensi menjadi kata kunci di sini. Bila tidak mau disebut munafik dan bermental feodal. Dalam arti hanya berani menindas kaum yang lemah. Sedangkan kepada mereka yang berpunya dan berkuasa (the have) justru mengkeret nyalinya. Rakyat Indonesia menanti konsistensi PKS dan FPI.

Tidak ada komentar: